NAMA : BETARIYANI
NIM : 201566096
SESI : 01
Epidemiologi
Demam Berdarah Dengue
Epidemiologi
DBD
Demam
berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dan mengakibatkan spectrum manifestasi klinis yang bervariasi antara yang paling
ringan, demam dengue (DD), DBD dan
demam dengue yang disertai renjatan atau
dengue shock syndrome (DSS); ditularkan
nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus
yang terinfeksi. Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam family Flaviridae
dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan
Den-4. Dalam 50 tahun terakhir, kasus DBD meningkat 30 kali lipat dengan
peningkatan ekspansi geografis ke negara-negara baru dan, dalam dekade ini,
dari kota ke lokasi pedesaan. Penderitanya banyak ditemukan di sebagian besar
wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika
dan Karibia.
Virus dengue dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 100 negara, terutama
di daerah perkotaan yang berpenduduk padat dan pemukiman di Brazil dan bagian
lain Amerika Selatan, Karibia, Asia Tenggara, dan India. Jumlah orang yang
terinfeksi diperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta orang, setengahnya dirawat
di rumah sakit dan mengakibatkan 22.000 kematian setiap tahun; diperkirakan 2,5
miliar orang atau hampir 40 persen populasi dunia, tinggal di daerah endemis
DBD yang memungkinkan terinfeksi virus dengue
melalui gigitan nyamuk setempat.
Jumlah kasus DBD tidak pernah menurun
di beberapa daerah tropik dan subtropik bahkan cenderung terus meningkat dan
banyak menimbulkan kematian pada anak8 90% di antaranya menyerang anak di bawah
15 tahun. Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi KLB di beberapa provinsi,
yang terbesar terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan jumlah penderita 79.480 orang
dengan kematian sebanyak 800 orang lebih. Pada tahun-tahun berikutnya jumlah
kasus terus naik tapi jumlah kematian turun secara bermakna dibandingkan tahun
2004. Misalnya jumlah kasus tahun 2008 sebanyak 137.469 orang dengan kematian
1.187 orang atau case fatality rate (CFR) 0,86% serta kasus tahun 2009 sebanyak
154.855 orang dengan kematian 1.384 orang atau CFR 0,89%.
Penularan virus dengue terjadi melalui gigitan nyamuk yang termasuk subgenus Stegomya
yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus
sebagai vektor primer dan Ae. polynesiensis, Ae.scutellaris serta Ae(Finlaya)niveus
sebagai vektor sekunder, selain itu juga terjadi penularan transsexualdari nyamuk jantan ke nyamuk
betina melalui perkawinan serta penularantransovarial
dari induk nyamuk ke keturunannya. Ada juga penularan virus dengue melalui transfusi
darah seperti terjadi di Singapura pada tahun 2007 yang berasal dari penderita
asimptomatik. Dari beberapa cara penularan virus dengue, yang paling tinggi
adalah penularan melalui gigitan nyamuk Ae.
aegypti. Masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk) berlangsung
sekitar 8-10 hari, sedangkan inkubasi intrinsik (dalam tubuh manusia) berkisar
antara 4-6 hari dan diikuti dengan respon imun.
Status gizi adalah keadaan kesehatan
akibat interaksi makanan, tubuh manusia dan lingkungan yang merupakan hasil interaksi
antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya.
Tanda-tanda
atau penampilan status gizi dapat dilihat melalui variabel tertentu [indikator
status gizi] seperti berat badan, tinggi badan, dan lain lain.26 Sumber lain mengatakan
bahwa status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan
antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan [requirement] oleh
tubuh untuk berbagai fungsi biologis: [pertumbuhan fisik, perkembangan,
aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lain lain].
Penderita DBD yang tercatat selama ini,
tertinggi adalah pada kelompok umur <15 tahun (95%) dan mengalami pergerseran
dengan adanya peningkatan proporsi penderita pada kelompok umur 15-44 tahun,
sedangkan proporsi penderita DBD pada kelompok umur >45 tahun sangat rendah
seperti yang terjadi di Jawa Timur berkisar 3,64%.
Munculnya kejadian DBD, dikarenakan penyebab
majemuk, artinya munculnya kesakitan karena berbagai faktor yang saling berinteraksi,
diantaranya agent (virus dengue), host yang rentan serta lingkungan yang memungkinan
tumbuh dan berkembang biaknya nyamuk Aedes spp.30 Selain itu, juga dipengaruhi
faktor predisposisi diantaranya kepadatan dan mobilitas penduduk, kualitas
perumahan, jarak antar rumah, pendidikan, pekerjaan, sikap hidup, golongan
umur, suku bangsa, kerentanan terhadap penyakit, dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar